Panduan Singkat Mengubah Hidup dari Buku Lifestorming
Definisi aspirasi
Aspirasi
atau tujuan anda akan berubah seiring dengan pengalaman, kesuksesan, dan
perspektif. Anda tidak bisa mengukur aspirasi diri anda dengan aspirasi orang
lain, seperti mengidolakan seseorang hingga ingin menjadi sepertinya. Jika
demikan, kendali hidup anda akan dipegang oleh kendali eksternal (dunia
menciptakan saya), bukan internal (saya menciptakan dunia)
Sebuah
penelitian mengatakan kalua orang-orang akan memesan lebih banyak makanan di
restaurant jika dilayani oleh pelayan gemuk daripada pelayan yang kurus.
Tidak
bisa juga dipungkuri kalau stimulus eksternal memang lebih besar daripada pengaruh
internal, layaknya perkataan B.J Skinner. Oleh karena itu, temukan kendali
eksternal yang sejalur dengan kendali internal.
Jika
ingin mengubah dunia, keluarlah dari jebakan “cukup baik”
Jebakan
cukup baik adalah jebakan yang dilemparkan saat kita melakukan kegiatan dengan
motivasi setengah-setengah, “yang penting pekerjaannya selesai...setidaknya itu
sudah lebih baik daripada tidak sama sekali”. Biasanya jebakan cukup baik ini
muncul saat kita melakukan pekerjaan sukarela. Jebakan cukup baik ini juga
muncul saat kita menilai diri kita dari kelebihan kita, dan menganggap kalau
kelemahan itu hanya penyimpangan dan bukan bagian dari definisi kita.
Konsep pintu
kedap air (level kesuksesan dalam kehidupan)
Level
1 (bertahan) finansial kita hanya sekedar cukup bagi keluarga dan diri
sendiri, kita cenderung bekerja apa saja untuk mencukupi itu, dan tidak sering
bermurah hati pada orang lain karena kita tida bisa menyanggupinya
Level
2 (hidup) kita sudah punya bisnis sendiri sehingga uang kita bisa mencukupi bahkan bisa ditabung.
Level
3 (hasil) kita menjadi eksekutif dan entrepreneur sukses, kita tidak hanya
sekedar punya tabungan, kita bahkan bisa liburan dan melakukan kegiatan yang
ekstra. Kita juga bisa bermurah hati untuk membantu orang lain
Level 4 (berkembang) kita menjadi filantropis. Kita punya banyak waktu luang dan pendapatan yang banyak. Sehingga pandangan kita terhadap hidup menjadi berbeda, bukan hanya membantu diri sendiri tapi juga membantu orang lain.
Seiring
kita memasuki tahap ini, kita juga harus mengubah keyakinan (perspektif tentang etika
kerja), citra (menciptakan citra yang cocok untuk tahap
itu), ekspektasi (tujuan atau apresiasi), pemakaian uang, dan pemanfaatan waktu karena time is not money but
time is priority. Kelima hal inilah yang akan menahan pintu agar tidak bocor (agar tidak berjalan dilevel yang sama sampai mati).
Konsep
melepas untuk meraih
Karena
hidup ini evolusioner, kita tidak hanya bisa bertahan pada posisi mapan yang
membuat anda menjadi orang tersukses dalam grup tertentu. Tapi keluarlah dari
grup itu, dan mencari posisi mapan yang baru, dan begitu selanjutnya. Keluarlah
dari mentalitas kemiskinan dan beralih ke mentalitas berkelimpahan (bukan hanya
selesai saja pekerjaannya tapi bangga dengan pekerjaan yang saya lakukan)
Metamorphosis
perilaku
Perjalanan
kita memanglah evolusioner layaknya kupu-kupu yang bermetamorfosis, namun ada
saatnya kita melakukan punctuated equilibrium (loncatan perubahan). Ada
beberapa pertanyaan yang bisa membantu anda dalam melakukan metamorfosis:
1.
Perilaku
apa yang saya coba ubah?
2. Perilaku apa yang akan saya
ganti?
3. Bantuan apa yang saya butuhkan
untuk perubahan itu?
4. Ukuran apa yang akan menunjukkan
saya membuat kemajuan?
5. Apa yang harus saya lakukan untuk membuat perubahan?
Kunci
menerima perubahan dengan konsep A+
Accept
(menerima) terimalah perubahan tanpa menolak atau membantah, selama perubahan
itu tidak mengancam perkembangan anda.
Adjust
(menyesuaikan) buat perubahan yang sesuai (dibutuhkan) oleh kebiasaan dan
aktivitas anda.
Adapt
(beradaptasi) sesuaikan dengan keputusan anda dalam membentuk lingkungan yang baru terhadap perubahan tersebut, seperti menjalin hubungan baru
dan memutus yang lama, atau gunakan harapan yang berbeda.
Perubahan
timbul dari keyakinan, dan keyakinan berubah tergantung “ukuran izin” yang kita
dapatkan:
1.
Tidak
mendapatkan izin sama sekali (anda tidak pernah melawan aturan, pilihannya ada
dua, yaitu mengikuti atau tidak mengikuti)
2. Mencari izin orang lain
(sebelum anda bertindak untuk memperbaiki, anda bertanya dulu pada orang lain,
tidak pernah berani untuk lansung bertindak)
3. Memberikan izin untuk diri saya
sendiri (anda membandingkan diri anda dengan orang lain dan kemudian membenarkan diri secara mandiri )
4.
Izin
berlapis (anda tidak memiliki pengaruh internal ataupun eksternal, anda akan
melakukan sesuatu yang menurut anda benar, seperti mengatakan sesuatu walaupun itu pahit)
Ingredient selanjutnya dari perubahan adalah sikap.
Sikap
itu merupakan realitas yang kita ciptakan dari keyakinan, dan keyakinan
merupakan hasil dari apa yang kita alami + perasaan kita. Kita bisa menciptakan
realitas kita sendiri, dengan mempertimbangkan beberapa hal yang mungkin bisa
mengubah realitas positif kepada negative:
Ketakutan akan ambiguitas dapat mengubah realitas kita, ambiguitas disini
maksudnya adalah zona tidak nyaman.
ketidakpastian mengacaukan proses berpikir kritis (alih-alih mencari solusi, kita malah menunda-nuda masalah tersebut)
konfrontasi adalah keterampilan hidup yang penting (jika kita tidak konfrontasi masalah yang kita hadapi, kita akan hidup dengan realitas ataupun sikap orang lain)
jangan melepaskan kendali mandiri (takut untuk berbicara, bertanya, menulis,
dll)
Karakter
adalah?
Intelegensi (kemampuan untuk memahami, mengkritisi, dan mengaplikasikan
sesuatu).
Dorongan dan ketegasan (menganalisis yang dibutuhkan, meformulasikan tujuan, menyusun strategi, dan berorientasi padanya).
Kebahagiaan (mencari kebahagian sesuai kriteria sendiri, bukan hanya keberuntungan bisa jadi “ketidakberuntungan” seperti dipecat dan mencari pekerjaan lain)
Empati ( kemampuan untuk menempatkan diri pada posisi orang lain)
Timbal balik dan pertemanan (give and take dalam hubungan)
keakraban dan kepercayaan (tunjukkan ketakutan dan kelemahanmu pada orang lain, karena begitulah cara kamu bisa lebih bertumbuh)
Anda bisa menilai diri anda sendiri, dari angka 1-5, kemudian terapkan tips-tips berikut ini, jika anda merasa kurang pada beberapa elemen: Intelegensi (baca buku, baca jurnal, berlatih untuk menulis opini di blog atau lansung ke editor, ikut diskusi dengan FGD, dll) Dorongan (buat tujuan personal dan professional, kemudian buat deadline, dan jangan lupa untuk mengevaluasinya) Kebahagiaan (temukan hikmah pada setiap hal, dan fokuslah pada perbaikan perilaku bukan pada kemenangan menurut kriteria orang lain) empati (jangan menghakimi, tapi dengarkan dan pahami, kemudian memberi solusi) Timbal balik (jangan mengharapkan ucapan terima kasih, karena sesunguhnya timbal balik tidak terjadi lansung ditempatnya, tapi bisa jadi ditempat lain) keakraban ( proaktif untuk menanyakkan pendapat setelah anda memaparkan kegagalan anda pada orang lain).
Resep untuk menghadapi waktu-waktu sulit/zaman modern (how to survive in turbulent times?”)
Menciptakan system pendukung (kita bertanggung jawab untuk menciptakan ini dengan cara memilih orang-orang yang mau memberi nasihat dan jujur kepada kita)
Behavior is more important than winning (anda harus mengaitkan perilaku dalam system kerja anda bukan kemenangan, anda akan sukses jika perilaku anda terus membaik dari hari kehari, so, jangan berorientasi pada kemenangan)
Carilah keunggulan bukan kesempurnaan (pengejaran kesempurnaan akan mematikan kesuksesan, kita hanya mencari keunggulan daripada standar yang ditetapkan, bukan kesempurnaan)
Belajar kapan melepas suatu hal dan kapan harus dipertahankan
Dalam
perjalanan perubahan kita memerlukan 3 hal yang harus stabis ataupun memiliki
nomor yang sama diantaranya:
Pengetahuan untuk memberikan anda traksi
Kesadaran
untuk memberikan torsi
Antusiasme
untuk meberikan kecepatan
Untuk
mengikuti track keretapi api sendiri dalam perubahan, kita juga harus membuang rasa
bersalah
Jika
rasa bersalah itu datang, jangan lupa memakai masker oksigen yang mengatakan
kalau “anda tidak bisa membantu orang lain dengan efektif tanpa membantu diri
anda sendiri terlebih dahulu”. Rasa bersalah biasanya terjadi sebagai berikut:
Menjadi orang tua yang permisif karena kita tidak mau dianggap kalau kita
menjadi orang tua yang tidak modern yang suka menghengkang anak, akhirnya kita tidak mengajarkan anak kita tentang tanggung jawab.
mengorbankan tujuan pribadi yang penting (atasan menyuruh saya tinggal dikantor meskipun saya tahu itu bukan hak saya, dan saya harus meninggalkan janji saya dengan kawan)
memperbolehkan permintaan orang lain yang salah (sepupu saya tidak cocok dengan perusahaan saya, tapi dia butuh uang)
menyembunyikan liburan karena yang lain tidak libur padahal anda sudah punya hak atasnya.
Jika
anda memang membuat kesalahan, jangan cepat "merasa bersalah", namun, lakukanlah hal-hal berikut ini:
1.
Meminta
maaf lansung jangan tunggu orang lain mengungkapkan kesalahan anda
2. Gunakan metrik yang tepat (anda
mendapatkannya (jabatan, liburan, uang) karena berhak atau tidak berhak, kalau itu adalah hak anda, jangan minta merasa bersalah.
3. Cek sumber rasa bersalah apakah bisa diperbaiki atau tidak bisa diperbaiki.
Paradigma
rasa bersalah:
komisi (adalah Ketika kita membuat kesalahan yang merugikan, nah ini harus
lansung meminta maaf)
kelalaian (gagal melakukan sesuatu yang penting, hal ini bisa dicegah dengan melakukan Tindakan preventif terhadap kegagalan tersebut)
kondisi (merasa bersalah karena kondisi anda lebih tinggi pada orang lain,
nah ini, tidak perlu minta maaf, karena kita tidak membuat kerugian secara
lansung)
Comments
Post a Comment