Rekomendasi buku-buku yang bertamakan perempuan
Pada
tanggal 12 februari setelah hari perempuan internasional, kami membahas
buku-buku yang kami baca dengan tema perempuan.
Perempuan di titik nol
![]() |
buku perempuan di tiitk nol |
Buku ini membahas tentang
perjuangan seorang perempuan yang bernama firdaus, seorang istri yang harus
menjadi psk dalam memenuhi kebutuhan pokok hidupnya. Dalam segala kepedihan
hidupnya, firdaus mengambil kesimpulan bahwa wanita hanya akan menjadi budak
dalam suatu hubungannya, apapun itu, baik itu hubungan dia dengan suaminya,
atau dengan pelanggannya. Firdaus membunuh seorang pelanggan seksnya setelah
tidak bisa menghadapi kenyataan tersebut lagi. Ia ingin suatu istilah yang kita
sebut sebagai gender equality tersebut, tapi lingkungannya berkata lain.
Firdaus kemudian dihukum mati setelah membunuh pelanggannya tersebut, namun,
hal yang perlu diperhatikan disini adalah, ia tidak dihukum mati karena
permbunuhan namun karena pemikiran gender equality tersebut. buku ini merupakan
novel yang diangkat dari kisah nyata yang terjadi pada tahun 1990-an.
La tahzan for broken hearted muslimah
![]() |
buku la tahzan for broken hearted muslimah |
Merupakan buku yang memuat
tentang kisah-kisah bagaimana seorang muslimah menghadapi kesedihannya, apakah
itu permasalahan cinta, perkawinan, cita-cita, dll. Buku ini juga memuat
kutipan-kutipan yang berupa nasihat-nasihat yang bisa diambil. Namun, dari
semua itu, hal yang perlu disimpulkan adalah nasih sebagai berikut: "wahai wanita kuatlah dengan cinta, meskipun cinta tersebut membawa pada
suatu kesedihan, tapi esesnsi cinta yang asli adalah kebahagiaan". Asma
Nadia yang menjadi pengarang buku ini juga sudah mengarang buku-buku lainnya yang
bertemakan muslimah.
Ibunda Para Ulama
![]() |
buku ibunda para ulama |
Buku ini menceritakan tentang
bagaimana ibu-ibunya para ulama mendidik anak-anaknya sehingga bisa
menjadi seorang ulama yang terkenal. Pembahasan buku ini dibagi menjadi tiga yaitu
ibu pada ulama zama lalu, ibunda para ulama zaman nows, dan juga ibunda para
mujahidin. Selain dikenal dan dihormati, ibunda-ibunda para ulama rupanya juga
terkenal dengan sifat pemberontakannya dimana mereka sering ikut andil dalam perang
meskipun tidak diperbolehkan. Ada juga ibunda para mujahidin yang tidak takut kehilangan anak-anaknya yang ikut berperang.
Perempuan pejabat publik
![]() |
buku perempuan pejabat publik |
Dibuku ini diceritakan bagaimana
perempuan di birokrasi pemerintah sangat sedikit, yaitu hanya 2%. Yang 2% ini
saja mendapat diskrimansi atau special treatment dari sistem pemerintahan. Dari
buku ini, kita bisa menilai kalau budaya patriarki di budaya Indonesia itu
sangat membudidaya. Seperti wanita tidak boleh sangat berambisi, atau leader,
atau berkarir. Dibuku ini juga disebutkan beberapa wanita yang pernah
bekerja di pemerintahan mulai dari masa pemerintahan soekarno sampai sekarang,
seperti Mariah sentose (menteri sosial). Namun, Mariah sentosa ini tak pernah
tersebut namanya di wajah public, apa yang diperbuat atau dicapai untuk pemerintahan,
dll.
Hal yang perlu di garis bawahi
dari buku ini adalah buku ini dibuat oleh forum jurnal perempuan yang cenderung
melebih-lebihkan hak-hak perempuan. Dan kalau ingin belajar tentang feminist,
atau gender equality, jangan dimulai dari buku ini, tapi mulailah dari hal-hal
yang terjadi di sekitar lingkungan.
Sejarah perempuan Indonesia
![]() |
buku sejarah perempuan indonesia |
Buku ini membagi sejarah
perempuan Indonesia kepada dua pembahasan yaitu perempuan sebelum Indonesia
merdeka, dan perempuan setelah merdeka. Dalam buku ini menjelaskan kalau
kongres perempuan Indonesia itu juga terbentuk pada tahun yang sama dengan
tahun berdirinya budi utomo yaitu 1928. Setelah merdeka, isu perempuan lebih
kepada patrilinial (yaitu kebudayaan turun ranjang dimana jika istri suatu hari
meninggal, suami dari si istri ini bisa menikah dengan adiknya si istri),
matrilinial, dan bilinial.
Kim ji young
Meskipun buku ini fiksi, Kisah
dari buku ini merupakan kisah yang diangkat dari kisah nyata. Kim ji young
merupakan anak perempuan yang lahir paada tahun 1980-an, dimana anak perempuan
dianggap sebagai alasan medis untuk melakukan aborsi. Kim ji young depresi dan
mengidap penyakit yang dinamakan depresi pasca melahirkan karena menghadapi
diskriminasi perempuan yang tak habis-habisnya. Penyakit depresi pasca
melahirkan ini membuat ji young seperti berkepribadian ganda. Yang bisa diambil
pelajaran dari kisah ini adalah wanita tidak boleh diam akan pendapatnya, lebih
baik menyuarakan pendapat kita, daripada menyembunyikannya karena bisa saja itu
menjadi hal yang lebih merugikan seperti depresi contohnya.
Kepalaku ditembak hanya untuk bersekolah
Buku ini membahas tentang perjuangan
seorang anak dari Afghanistan, yang bernama malala, memperjuangkan hak
pendidikannya. Taliban selalu menghalangi malala dan teman-temannya ke sekolah,
oleh karena itu, semua duka ini ditulis oleh malala dan menjadi tulisan yang
dipublikasikan. Malala diundang suatu hari pada konferensi of fundamental in
Pakistan, kemudian setelahnya ditempak dikepala. Hal inilah yang memicu seluruh
dunia untuk mengetahui lebih lanjut siapa malala, sehingga berbondong-bondong
negara diseluruh dunia ingin menolongnya dari kondisi kritis akibat penembakan
tersebut. namun, hal yang perlu diperhatikan disini adalah, malala ditembak
bukan karena perjuangan pendidikan tadi, namun karena hal yang lebih berbau
politik. Yang menulis buku ini adalah wartawan yang berkabangsaan Afghanistan.
Menguak otak perempuan
Buku ini secara ilmiah membahas
bagaimana perempuan dari segi otaknya cenderung memikirkan dan melakukan apa.
Buku ini bagus untuk laki-laki dalam memahami perempuan untuk membangun
hubungan yang efektif, dan juga bagus bagi perempuan untuk memahami dirinya sendiri.
setelah mereview buku-buku ini, kita bisa mengambil kesimpulan
bahwa manusia yang penyayang dan pengasih, seorang ibu, seorang wanita karir,
atau bahkan seorang psk, adalah seorang manusia yang ingin memperjuangkan hak batiniah, baik
itu hak kesetaraan atau hak-hak agar dia tak tertindas lagi. Budaya
patriarki hidup di masyakarakat tidak hanya akan
membahayakan wanita, namun juga laki-laki. akan tetapi, hal positifnya adalah budaya
patriarki ini ditolak balik oleh gerakan yang dinamakan gender equality atau
feminis.
Comments
Post a Comment