Ketika kunci dari kesuksesan bukan berusaha dan berdo’a (Review Buku How To Master Your Habits karya ustad Felix Y. SIAUW)
Di buku ini, ustad
felix mendifinisikan Habits sebagai keahlian
Uraiannya seperti
berikut ini:
Keahlian didapatkan dari suatu kebiasaan,
dan kebiasaan didapatkan dari kegiatan yang kita lakukan setiap waktu.
Contohnya: jika
kita punya kebiasaan membaca al fatihah berulang kali dalam shalat, maka itu
sudah disebut sebagai keahlian mengingat surat al fatihah di luar otak.
Mengapa habits itu penting?
Yang mengatur respons kita terhadap sesuatu
itu adalah habits.
Suatu penelitian mengatakan kalau 60%
pekerjaan manusia di control oleh habits, dan penelitian lainnya mengatakan
kalau 95% pekerjaan manusia di control oleh habits.
Nasihat dari ustad
felix:
Jika kamu ingin
meninggal husnul khatimah, maka lafadzkan syahadat sehari-hari hingga itu menjadi
habits kamu. Jadi tidak heran nanti kamu akan mengucapkan syahadat saat
sakaratul maut.
Ustad felix juga mendifiniskan habits
sebagai kepribadian
Uraiannya seperti berikut ini:
Thought on purpose of habits < action
< habits < personality
Langkah pertama
saat menciptakan habits adalah kita akan memikirkan tujuan dari habits
tersebut, setelah kita mendapatkan tujuannya, tanpa berpikir panjang kita akan
lansung act sehingga habits tadi menjadi habits kita, habits kita inilah yang
kemudian menjadi karakter kita.
Apa yang terjadi jika kamu tidak
menciptakan habits?
Secara alami
habits sudah ada dalam diri kita, kalau tidak memilih habits mana yang mau
dibangun, maka, habits buruklah yang akan terbangun.
Jika ada orang yang hidup seperti air, sudah jelas kalau orang ini dikendalikan oleh habits, bukan sebaliknya.
Maka daripada itu, Jadilah orang yang
mengendalikan habits (ciptakan habits)
Apa saja ingredient yang dibutuhkan dalam
memciptakan habits (Genealogy of Habits)?
Habits= Repetition + practice
Practice menentukan bagaimana seharusnya
sebuah habits terbangun, dan repetition menentukan seberapa kuat habits
tersebut.
banyaknya repition
yang dilakukan menentukan tingkat kualitas habits yang terbangun. Otak kita
akan mengakaitkan satu saraf saat suatu habist baru terbentuk, makin banyak
repetition yang dilakukan pada habits tersebut, maka makin tebal saraf
tersebut.
bagaimana repetition atau pengolangan
berdampak pada sebuah habits?
Repetition atau
pengulangan ini akan menjadi sebuah memory dalam otak kita.
Jika kita secara teratur berolahraga selama
20 menit setiap pagi, maka, olahraga ini akan menjadi memory dimana otak kita
akan selalu menanggapi kalau olahraga di pagi hari itu merupakan hal biasa yang
kita lakukan setiap hari, jika suatu hari olahraga ini tidak dijalankan, tubuh
kita akan merasa lelah dan berat.
Olahraga di pagi hari (condition)= hal biasa di pagi hari (memory)+ berolahraga (respon)
Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk
menciptakan habits?
Ada penelitian
yang mengatakan 21 hari, 30 hari, dan juga 40 hari.
Contohnya puasa:
saat kita sudah terbiasa puasa selama sebulan, maka, makan pada jam 8.00 atau
7.00 di bulan syawal merupakan hal yang aneh baik bagi tubuh maupun perilaku.
Yang perlu diingat dalam membangun habits
adalah makin lama waktu yang diperlukan untuk membangun suatu habits, maka,
makin kuat habits tersebut menetap pada diri kita.
Easy
come easy go, something that comes instantly will go instantly.
3o hari- 3 bulan
(terbentuk habist yang berada di alam bawah sadar)
1 tahun (terbentuk
suatu keahlian)
KUNCI KESUKSESAN ADALAH HABITS
Kenapa ada orang
yang miskin, bodoh, lamban, tidak percaya diri, tidak sehat, tidak cantik atau
tampan? Semua itu datang dari circles of habits tadi. Jika dari sononya orang
ini selalu berpikir “alah aku tidak cantik, jadi ngapain ngerawat diri!”, “alah
aku miskin, jadi begini saja nasibku!” maka itulah habits yang akan terbentuk.
Cara membuang nasib buruk ini adalah dengan cara pecahkan habits negative tadi
menjadi positif.
What
I do is not important rather what I did.
Apakah hal yang membuat kami tidak bisa
membentuk habits yang baik?
Ada beberapa kata
yang selalu kita gunakan saat ingin menghindari sesuatu
Kata-kata itu
adalah sebagai berikut:
#mendingan
#daripada
#yang lain juga
begitu
#kali ini saja
Kata-kata ini akan selalu ada saat kamu berusaha keluar dari zona nyamanmu, ada beberapa cara menghadapinya, yaitu dengan cara menerima alasan tersebut, atau mengantinya dengan alasa yang lebih baik. Jangan takut berbuat hal yang baik, takutlah jika kamu tidak melakukan hal baik.
Akhir kata, ustad felix menutup buku dengan
peribahasa melayu: “nak atau tak nak, kalau nax 1000 daya kalau tak nak 1000
daleh”. Yang berarti, jika kamu ingin membentuk habits, ada 1000 alasan yang
membuat kamu ingin membentuknya, dan ada 1000 alasan juga yang membuat kamu
tidak ingin melakukannya. Alasan itu akan datang, kamulah yang menentukan
apakah memilik alasan positif atau negatif.
Beberapa notes dari pembaca (saya sendiri):
Ada pelajaran yang saya sendiri tidak
setuju seperti habits dapat dibentuk tanpa motivasi atau dengan paksaan
sekalipun, walaupun kualitas habits yang dibentuk lebih rendah.
(PS. saya agak gak
setuju dengan ini karena ustad felix memberikan contoh seorang anak kecil yang
merokok karena pengaruh lingkungan, anak kecil ini tidak memiliki motivation
untuk membangun habits merokok. Yang gua pahami dari penjelasan ustad felix
sebelumnya adalah motivation itu datang dari diri sendiri baik itu karena
pengaruh lingkungan atau pengaruh
lainnya, mungkin motivation merokok anak kecil ini bukan dibangun sendiri, tapi
lebih kepada motivation yang terbentuk karena pengaruh lingkungan.)
Dalam buku ini, ustad felix banyak
menggunakan kata DAKWAH, yang mungkin bagi orang awan akan salah mengartikannya
sebagai pidato atau pelajaran yang di bawa oleh ustad-ustad, namun, hal yang
perlu digarisbawahi adalah dakwah yang dimaksud ustad felix merupakan segala
hal yang kita kerjakan sehari-hari, menjadi teller bank adalah dakwah, menjahit
adalah dakwah, mengerjakan pekerjaan rumah tangga juga merupakan dakwah.
Comments
Post a Comment