Buku Desaku Sekolahku (Sekolah yang sebenarnya menciptakan “penerus bangsa” yang lebih efesien)

Buku yang membahas tentang bagaimana menciptakan sekolah kehidupan, yaitu sekolah dengan jurusan pengalaman dalam fakultas kehidupan.

Education for all (pendidikan untuk semua) masih belum mendefinisikan kondisi siswa dan siswi indonesia karena masih terhalangi oleh biaya dan suasana belajar yang masih memiliki satu pola (one fits all).

Pendidikan harusnya hadir sebagai obat untuk masyarakat, bukan malah membuang limbah kedalamnya. “Yang banyak akal kok dianggap nakal, Yang kreatif kok dianggap tidak ada kerja”

salah satu kegiatan di sltp alternatif QT

Buku ini membahas bagaimana masyarakat dan orang tua siswa berperan sebagai komponen penting dari kesuksesan suatu pendidikan. Pendidikan yang dimaksud disini adalah sekolah berbasis komunitas, sekolah yang dirancang bukan hanya berdasarkan estetika namun juga sosial dan politik atau dengan kata lain sekolah yang dirancang berdasarkan kebutuhan desa atau komunitas terdekat.

Ada beberapa paham pendidikan berdasarkan Henry Giruox & Aronowitz

1. Paham konservatif (sekolah yang terdistribusi dari paradigma ketidakadilan)

2. Paradigma liberal (yang hanya menyiapkan manusia untuk masuk dalam sistem yang sudah disiapkan)

3. Paradigma pendidikan kritis (memiliki kritisasi terhadap keadaan yang ada)

Dan paradigma ketiga inilah yang digunakan pada sekolah  berbasis komunitas. Sekolah seperti ini juga dinamakan sebagai sekolah alternatif. Beberapa prinsip dalam membangun sekolah alternatif adalah sebagai berikut:

1. Merubah manusia kearah yang lebih baik

2. Memprioritaskan keluarga miskin

3. Menggunakan metodologi partisipatif

4. Berdasarkan kegembiraan guru dan murid

Sekolah alternatif yang dibahas disini adalah SLTP Alternatif Qaryah Tayyiban yang terletak di Kalibening, sekolah yang dilaksanakan di salah satu rumah warga. Tujuan sekolah ini adalah membuka kebebasan seluas-luasnya bagi siswa untuk menentukan masa depannya, seperti penentuan topik pembelajaran dan tempat belajar. Tidak ada yang dinamakan standarisasi ataupun penyeragam disekolah ini karena kreatifitas ataupun autonomous dalam menentukan masa depan merupakan hal yang diprioritaskan.

Guru dan siswa tidak memiliki satu pola belajar karena guru memposisikan dirinya sebagai orang yang belajar hal baru setiap harinya dari siswa. Sekolah dirancang berdasarkan imajinasi, khayalan, dan angan-angan siswa. Tempat belajarnya juga sangat beragam, tidak ada lagi ruang monoton formal melainkan ruangan outdoor yang lebih bebas dan santai.

sltp alternatif Qaryah Tayyiban

Di sekolah ini, jam pelajarannya itu sudah terotomatisasi dalam pikiran guru dan siswa karena keinginan mereka untuk belajar sangatlah besar. Beberapa hal yang terdapat di sekolah ini seperti action day (hari membuat karya seperti membuat kolam belut) dan disertasi (pengganti UN) merupakan kunci kesinambungan permintaan realita dengan apa yang sekolah ajarkan.

Gambaran sekolah alternatif ini adalah sebagai berikut:

edukasi bertani padi 
“sekolah yang akan belajar topik-topik yang praktikal setiap harinya, belajar itu merupakan alat untuk meningkatkan kepekaan kita terhadap lingkungan sehingga kita bisa memberikan apa yang lingkungan atau masyarakat butuhkan, belajar itu bisa dilakukan siapa saja dan tanpa paksaan”

Metode kolaboratif sangat efektif digunakan di sekolah ini sehingga siswa yang pintar atau tau lebih tentang suatu topik sangat senang membagikan pengetahuan mereka pada siswa yang tidak tahu, kemudian, siswa yang tidak tahu ini juga sangat Driven denga keingintahuan mereka.

sekolah di laskar pelangi
Fasilitas utama sekolah ini hanya satu yaitu desa ataupun alam desa kalibening, tahun-tahun disekolah dihabiskan untuk mempelajari alam desa tersebut karena sejatinya belajar mengenai alam itu tidak habis-habisnya. Desa digunakan sebagai laboratorium sekolah dan masyarakat didalamnya merupakan fasilitator yang belajar bersama anak-anak. Dengan ini, sekat formal yang memisahkan masyarakat dengan siswa sebagai kaum non-terpelajar dan kaum terpelajar hilang ataupun melebur kedalam proses belajar tadi.

SLTP Alternatif Qaryah Tayyiban kalibening sedang berkembang kearah desentralisasi, yaitu pendidikan yang tidak hanya memiliki satu gudung khusus, melainkan gedung belajarnya tersebar ke beberapa rumah warga. Seperti berikut ini:

Ruang belajar, studio musik, dan kolam belut dirumah As’ad (bahkan As’ad merancang sendiri bagaimana bentuk studio musik dibawah tanah tersebut)

ilustrasi studo musik dari internet bukan dari buku

Ruang belajar dan budidaya tanaman obat-obatan di belakang rumah Ulfa

ilustrasi kebun

Laboratorium tanaman dan briket di rumah Amri

ilustrasi laboratorium tanaman

Ruang belajar di rumah Amik karena ia memiliki rumah yang sangat luas

ilustrasi ruang belajar dengan rak buku dan papan tulis

Menghidupkan kembali kolam renang milik keluarga almarhum Bapak Tafdil untuk belajar renang (anak-anak bahkan sudah menganalisa mata air terdekat yang bisa digunakan sebagai pemasok air di kolam renang)

ilustrasi kolam renang

Radio sekolah dilantai dua dari gedung sumbangan dan juga benggkel untuk belajar otomotif di garasinya (pemanfaat gedung sumbangan ini adalah karena pak Bahruddin, kepala sekolah, menolak untuk membangun gedung baru sekolah lagi)

 

ilustrasi bengkel untuk siswa

  


Comments

Post a Comment

Popular Posts