Urgent! Saatnya Bertindak untuk Bumi



Baru-baru ini pegunungan Alpen dihiasi oleh salju merah yang mendapat istilah sebagai gletser darah. Salju merah ini terjadi karena penambahan alga yang tidak normal. Alga memang penting bagi bumi karena mampu menambah oksigen sebanyak 5%, namun, jika jumlah alga bertambah secara tidak normal, alga juga bisa membahayakan ekosistem. Di Malaysia, hiu karang sirip memiliki luka-luka serta bintik-bintik aneh di kepala, hal ini diduga juga karena perubahan iklim yang menyebabkan air laut lebih panas dari biasanya. Berdasarkan laporan UNEP, bumi saat ini lebih hangat 1,1 °C dari bumi pra industrialisasi (dunia sebelum tahap perkembangan industri). Perubahan iklim ini bisa mempengaruhi segala aspek bumi, termasuk manusia, maka dari itu tanggung jawab atas penurunan karbon bumi bukan hanya tanggung jawab pemerintah baik itu pemerintah negara maju maupun negara berkembang, namun tanggung jawab setiap individu manusia


Sebelumnya kita harus mengerti terlebih dahulu urgensi dari perubahan iklim ini biar kita sama-sama khawatir mengenai bencana runtuhnya bumi yang akan kita alami lebih cepat dari yang kita duga.  Menurut peneliti, 95% penyebab perubahan iklim adalah aktivitas manusia.  suhu bumi ideal adalah 1,5°C, bahkan jika bumi naik hingga 2°C, manusia juga masih bisa hidup. Namun, masalahnya adalah peneliti memperkirakan kenaikan suhu hingga 1,5°c  itu pada 2100 bukan 2020, kenaikan suhu ini lebih cepat daripada yang peneliti prediksikan. Kedepannya mungkin suhu akan naik lebih cepat daripada yang kita kira sehingga bisa menyebabkan berbagai bencana yang 50% mungkin sudah kita rasakan, seperti eropa yang bisa lebih dingin daripada antartika, banjir bahkan di tempat yang curah hujannya sedikit, kelaparan dan kekeringan dimana, dll. 

Aktivitas manusia yang bisa menyebabkan perubahan iklim adalah penggunaan transportasi yang banyak sehingga karbon dioksida ataupun elemen polutan lainnya terakumulasi di bumi dan menyebabkan efek rumah kaca sehingga bumi bisa lebih panas dari biasanya (pemanasan global). Pemanasan global bisa menyebabkan air laut naik karena gletser mulai mencair dan menambahkan kadar air di laut, hal ini bisa menyebabkan tenggelamnya wilayah pendudukan manusia. Pengkonsumsian daging yang banyak juga bisa menyebabkan perubahan iklim karena hewan yang kita makan bisa menghasilkan metana, salah satu elemen pemanasan global.

Salah satu langkah pemerintah internasional dalam menindaki perubahan iklim adalah melalui Paris Agreement yang disetujui pada 2016. Seluruh pemimpin dunia bersepakat untuk mengerahkan segala usaha mulai dari pembangunan infrastruktur, penambahan dana, dll agar suhu tetap pada 1,5°C hingga tahun 2100. Namun hal ini tampaknya sama sekali tidak terjalankan karena hanya 2% negara yang berhasil mendedikasikan dirinya untuk target ini selain negara maju. US, negara eropa, dan negara maju lainnya yang berjanji untuk menyumbangkan sejumlah dana untuk negara berkembang agar lebih mudah dalam mengurangi target emisi negara juga tidak melakukannya hingga sekarang. Oleh karena itulah, bertumpu tanggung jawab perubahan iklim pada pemerintah saja tidak akan mengubah apapun. 

Cara bertindak secara individu dalam perubahan iklim bisa dilakukan dengan cara mengurangi jejak karbon (carbon footprint) yang kita hasilkan. Carbon footprint merupakan gas yang dikeluarkan ke atmosfer yang akhirnya menyebabkan pemanasan global, gas ini berasal dari apa yang kita lakukan dan apa yang kita beli. Contohnya, salah satu gas yang bisa menyebabkan pemanasan global seperti karbondioksida (CO2) dapat dihasilkan dari seberapa banyak listrik yang kita pakai. Listrik terutama di indonesia berasal dari PLTU yang pembakarannya bisa banyak menghasilkan CO2 . maka dari itu, mengurangi pemakaian listrik adalah salah satu cara kita berkontribusi untuk fenomena perubahan iklim.

Makanan yang kita beli juga bisa menyebabkan perubahan iklim, contohnya makanan daging, makanan ekspor, dan makanan yang berasal dari rumah kaca. Daging berasal dari binatang yang dapat menghasilkan Metana (gas yang juga dapat berkontribusi pada pemanasan globa) melalui tinjanya. Mengkonsumsi daging yang banyak artinya memerlukan jumlah binatang ternak yang banyak pula, jumlah ternak yang banyak artinya gas metana meningkat. Maka dari itu, kurangilah mengkonsumsi daging untuk mengurangi jumlah metana yang dihasilkan. Disamping itu, salah satu studi menyatakan bahwa manusia sering membuang 40% makanan yang dikonsumsinya, makanan ini akhirnya berakhir di pembuangan dan menyebabkan gas metana naik ke atmosfir, jadi, jangan sisakan makananmu. Makanan ekspor di lain sisi berkontribusi pada perubahan iklim karena transportasi udaranya (pesawat terbang) yang mengeluarkan banyak karbo dioksida, oleh karena itu, belilah makanan lokal. 

Dapat disimpulkan bahwa perubahan iklim merupakan kehancuran dunia yang sangat urgen karena pada saat ini juga banyak sekali bencana yang terjadi di luar sana. pemerintah bukanlah pihak satu-satunya yang bertanggung jawab untuk mengkontrol suhu bumi, emisi, karbon dioksida, dll, tapi setiap manusia juga bertanggung jawab atau bumi yang ditinggalinya dan kita bisa melakukannya dimulai dari hari ini.




Comments

Popular Posts