Sambungan dari Buku bersikap bodoh amat, apa isi buku segala-galanya ambyar?

ketebalan buku: 346 halaman

 “kelak, kamu dan semua orang yang kamu cintai akan mati. Dan dalam sekelompok kecil orang, selama waktu yang cukup singkat saja, hanya sedikit kata-kata atau tindakanmu yang masih berpengaruh. Inilah kebenaran yang menggelisahkan tentang kehidupan…..kita adalah debu kosmik yang tidak berguna…..”

Jika mencari kebahagiaan adalah tujuan hidup anda, maka yang anda cari pasti adalah sebuah harapan. Karena lawan dari kebahagiaan adalah ketiadaan harapan.

Manusia adalah makhluk yang selalu mendambakan sesuatu yang lebih membahayakan Karena manusia selalu menantikan perkembangan. kawan dari perkembangan adalah masalah, tanpa ada masalah, manusia akan merasa tidak eksis. Dan inilah yang selalu kita hadapi di zaman ini yaitu krisis eksistensialisme.

Jujur saja, tujuan hidup kita itu tidak penting dihadapan alam semesta (makanya kita ini adalah debu kosmik), namun, kita tidak bisa hidup jika kita tidak merasa bahwa tujuan hidup kita ini penting karena manusia hidup dengan sense of important.

Untuk membangun dan merawat tujuan hidup, kita memerlukan 3K (kendali, kepercayaan, dan komunitas):

Kendali: kita percaya bahwa kita memegang kendali hidup kita (kita adalah orang yang mampu mengendalikan nasib kita)

Kepercayaan atas suatu nilai: ada hal yang berarti yang diperjuangkan sekuat tenaga

Komunitas: ada orang-orang yang percaya dan juga memperjuangkan nilai tersebut

Paradoks kemajuan: semakin baik kondisi yang kita dapatkan, semakin menjadi cemas dan putus asanya kita.

Semakin kaya dan semakin aman wilayah yang ada tinggali, semakin mungkin anda melakukan bunuh diri.

Mobil badut: didalam diri kita terdapat otak pemikir dan otak perasa, otak perasa layaknya orang sensitive yang sedang menyetir mobil, dan otak pemikir adalah penumpang yang menjaga perasaan si otak perasa. Jadi, apapun yang otak perasa putuskan seperti “tidak mau tampil di panggung karena malu”, si otak pemikir akan membenarkannya dengan membuat peta self-serving bias seperti “tidak apa-apa untuk tidak naik ke panggung karena kedepan mungkin kita lebih siap”.

 Terdapat tiga hukum newton tentang emosi:

Hukum 1: setiap tindakan mendatangkan reaksi emosional dari pihak lawan dan kadarnya setara

Jika saya memberikan tindakan positif, maka saya akan mendapatkan balasan berupa tindakan positif pula, sebaliknya jika saya memberikan tindakan negatif, maka saya akan mendapatkan balasan tindakan negatif. Karena pada hakikatnya, manusia selalu mencari kesetaraan. Contohnya, jika anda mendapatkan pukulan tanpa alasan, maka, anda akan melakukan hal yang sama pada si pemukulnya, jika tidak dilakukan, maka anda akan menuntut agar perlakuan terhadap si pemukul harus setara dengan apa yang dilakukan kepada anda (adil).

Hukum 2: harga diri kita setara dengan emosi kita saat ini

Jika kita menuntut penyetaraan pada hukum 1, bayangkan jika kita tidak mampu mendapatkan penyetaraan tersebut pada hukum ke 2. Contohnya, jika si pemukul tanpa alasan tadi adalah bos anda, dan karena anda tidak ingin dipecat, anda tidak bisa membalasnya. Ketidaksetaraan ini terus terjadi di tempat kerja anda khususnya dengan bos anda. Saat ketidaksetaraan ini terjadi dengan konstan, maka otak perasa kita akan menganggap kalau ketidaksetaraan itu normal. “Anda pantas dipukul tanpa alasan oleh bos anda.”

Hukum 3: identitas anda akan tetap menjadi identitas anda sampai pengalaman baru melawannya

Jika nilai anda mengatakan bahwa “anda pantas dipukul tanpa alasan oleh bos anda” menjadi identitas anda, kemudian suatu hari bos lama anda diganti oleh bos baru yang memiliki leadership yang lebih bijak daripada anda, jangankan memukul, dia malah menghargai hasil kerja keras anda. Maka, identitas anda berubah. 

Buku ini juga membahas tentang bagaimana orang yang tidak memiliki agama lebih rentan untuk melakukan bunuh diri daripada orang yang beragama karena orang yang beragama mempunyai kendali. Kendali adalah ilusi yang kita miliki agar kita memiliki tujuan hidup, layaknya orang beragama yang memperjuangkan sesuatu karena tuhan. Tak ayal, tujuan hidup juga bersifat transaksional (jika anda melakukan ini maka anda akan masuk surga, jika anda rajin menabung maka anda akan kaya).

Ada beberapa tipe agama yaitu agama spiritual (agama islam, kristen, dll), agama ideologis (kapitalisme, nasionalisme, dll), dan agama interpersonal (idola duniawi, cinta, dll)

Formula kemanusiaan: terdapat perbedaan nilai yang dianut oleh anak-anak, remaja, dan orang dewasa. 


Masa kanak-kanak

Masa remaja

Masa dewas

Nilai

nikmat/sakit

Aturan dan peran

keluhuran

Melihat hubungan sebagai

Pertempuran kekuatan

Usaha dan  kinerja

Kemampuan menanggung luka

Martabat 

narsistik

Validasi eksternal (dari orang lain)

Validasi dari di sendiri

Motivasi 

Penganguan diri sendiri

Penerimaan diri sendiri

Amor fati 

Politik 

nihilis

Pragmatis, ideologis

Pragmatis, non ideologis

Supaya berkembang, ia membutuhkan...

Institusi-institusi yang dipercaya dan orang yang dapat diandalkan

Keberanian untuk menerima hasil apapun dan beriman pada tindakan tanpa pamrih

Kesadaran diri yang konsisten

tabel formula kemanusiaan


Tidak peduli seberapa banyak harta yang anda hasilkan di dunia, kualitas kehidupan kita ditentukan oleh karakter kita. Dan karakter kita ditentukan oleh hubungan kita dengan penderitaan yang kita alami.

Thich Quang Duc (pendeta vietnam yang membakar diri sendiri saat unjuk rasa kepada pemerintah vietnam, orang-orang takjud dengan pendeta ini karena dia tidak berteriak sedikitpun saat api membakar tubuhnya, terlihat bahwa sang pendeta sangat tenang)

dari kejadian ini, mark mempaparkan poin bahwa jika sudah terdapat kesenjangan antara otak pemikir dan perasa, maka kita bisa memilih suatu penderitaan itu sakit atau tidak, layaknya pendeta thich quang duc

Mengenai penderitaan, penderitaan adalah konstanta universal (yang selalu ada) dan manusia selalu mencarinya karena penderitaan merupakan tujuan hidup. Karena penderitaan selalu ada, kebahagiaan bukanlah tanpa penderitaan, tapi karena kita menyelesaikan penderitaan yang lebih menderita dari sebelumnya.


Dunia ini berputar pada satu hal yaitu perasaan, kita selalu melakukan sesuatu (membeli, bertengkar) pada satu hal yang menurut kita penting. Oleh karena itu, pasar sendiri menjual nilai perasaan. 


Comments

Popular Posts